Ramadan Dulu vs Sekarang, Apa Bedanya dari Segi Bisnis?

ramadan dulu vs sekarang karena ada internet
Sahur, sahur… sahur, sahur…” Riuh rendah suara anak-anak mengitari kampung terdengar begitu lantang. Apalagi di hari-hari pertama ramadan. Sesekali ditambah dengan bunyi kentongan yang bertalu-talu.

Dini hari Mimin selalu istimewa. Hampir tak pernah Mimin ketinggalan makan sahur, Sahabats. Sepertinya itulah salah satu perbedaan ramadan dulu vs sekarang.

Ramadan di usia dewasa mulai mengabur maknanya. Seakan-akan hanya menjadi ibadah wajib yang harus rutin dikerjakan.

Berbeda ketika masa kanak-kanak. Bahkan ketika belum menyadari makna sesungguhnya di balik perintah berpuasa, ramadan dulu rasanya lebih meninggalkan kesan yang dalam.

Berburu takjil dan jaburan aneka rupa, menunggu pas Ustaz selesai kultum demi mendapatkan tanda tangannya, hingga mencari shaf sholat tarawih yang paling pas agar bisa disambi lirak-lirik gebetan.

Hmm, mengingat kenangan-kenangan tersebut, Mimin jadi ingin mengulang masa kanak-kanak saat ramadan terasa lebih seru dan menyenangkan. Namun daripada bermellow-mellow, izinkan Mimin untuk membandingkan ramadan dulu vs sekarang bila dibandingkan dari kacamata bisnis.

Ramadan Dulu vs Sekarang dari Kaca Mata Bisnis

Nggak dulu, nggak sekarang, ramadan selalu menjadi bulan mremo kalau kata orang Jawa. Maksudnya adalah bulan yang penuh rezeki.

Banyak orang yang sebelumnya nggak berdagang mendadak jadi jualan di bulan ramadan. Dulu sih waktu Mimin masih kecil suka heran, kok tetangga yang ini tiba-tiba jadi jualan kue, eh tetangga yang itu mendadak jualan baju.

Namun sekarang tentu saja nggak heran lagi. Kebutuhan di bulan ramadan memang meningkat lebih pesat dibanding bulan-bulan lainnya.
ramadan dan bisnis

Beberapa contoh hal yang membedakan bulan ramadan dengan bulan lainnya, antara lain:
  • Ada kurma di meja makan. Padahal sehari-hari nggak ada kurma di rumah, tetapi demi mengikuti sunnah Rasul, pas ramadan beli deh kurma buat sebulan.
  • Ada sirup di kulkas. Padahal sehari-hari minum air putih saja sudah cukup, tetapi karena tergoda iklan sirup yang wira-wiri sejak sebulan sebelum ramadan, akhirnya nyetok juga deh di rumah.
  • Ikut pre order kue kering. Terutama buat orang-orang yang nggak jago bikin kue seperti Mimin. Alasannya sih untuk memberikan suguhan buat tamu di hari raya. Kenyataannya hari raya belum datang, kue keringnya sudah ludes.
Tentunya masih banyak lagi hal lainnya. Namun kalau Mimin tuliskan secara lengkap, bisa-bisa satu artikel juga nggak kelar deh, Sahabats.

Terus bedanya di mana dong ramadan dulu dan sekarang kalau sama-sama untung buat berbisnis?

Tentu berbeda, Sahabats. Zaman dulu belum ada tuh jaringan internet cepat. Semua proses jualan masih dilakukan manual.

Bagi orang-orang yang punya modal banyak, biasanya mereka menyetok barang sejak sebelum ramadan dimulai. Dari seminggu, atau bahkan sebulan sebelum ramadan, mereka sudah woro-woro ke para tetangga, atau teman kerja kalau mau beli kebutuhan ramadan langsung saja menghubunginya.

Bahkan ada pedagang yang tak gentar untuk menawarkan barang-barang yang dijualnya dari pintu ke pintu. Dengan kegigihannya tersebut, mereka lebih sering diterima daripada ditolaknya lo, Sahabats.

Apalagi di zaman dulu, rasa tepa selira di antara para tetangga kan masih tinggi ya? Jadi suka ada rasa nggak enak kalau tidak membeli dagangan tetangga. Akhirnya walau keuangan terbatas pun, tetap berusaha membeli satu atau dua dagangan si tetangga.

Selain itu, para pedagang musiman di bulan ramadan zaman old biasanya juga menawarkan dagangannya melalui bazaar. Tak jauh berbeda dengan zaman sekarang, ramadan dulu juga sudah banyak bazaar, sahabats.

Atau biasanya disebut dengan pasar murah atau pasar rakyat. Selain menampilkan produk-produk dagangan dari pedagang musiman, pasar murah atau pasar rakyat biasanya juga menyediakan paket sembako dengan harga terjangkau bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sebenarnya ramadan zaman sekarang juga sama sih. Hanya bedanya terletak pada kehadiran jaringan internet cepat yang makin meningkatkan progress bisnis para pedagang musiman ini.

Sekarang mau jualan gamis, kurma, sirup ataupun makanan sehat untuk menu buka dan sahur nggak perlu lagi woro-woro secara manual dong. Tinggal buka handphone, buat status di WhatsApp dan media sosial yang dimiliki, satu per satu pembeli langsung berdatangan deh.

Kalau pedagang zaman old ramadan hanya bisa menjangkau pembeli yang lokasinya berdekatan dengan rumahnya, pedagang zaman now bisa mendapat pembeli dari luar kota, luar pulau dan bahkan luar negara. Amazing kan, Sahabats?

The power of jaringan internet cepat ternyata bisa sedahsyat itu ya?
internet provider
Berikut ini beberapa dampak baik dari berkembangnya jaringan internet cepat bagi peningkatan bisnis saat ramadan:
  • Mudah menemukan supplier. Kalau dulu kulakan harus ke pasar atau kota lain dulu, sekarang order barang bisa dilakukan melalui online.
  • Mudah menemukan pelanggan. Kalau dulu berjualan harus door to door, sekarang cuma modal status di aneka platform media sosial sudah bisa menjaring pelanggan.
  • Mudah melakukan pengiriman. Boro-boro mengirim ke luar kota, pedagang zaman old ramadan mengirim produk beda kecamatan saja sudah pusing tujuh keliling. Apalagi kalau si pedagang nggak punya armada sendiri untuk pengiriman, makin nyut-nyutan deh. Kalau sekarang? Tinggal pencet-pencet handphone, layanan ojek online siap mengirim produk ke tempat tujuan.
Walaupun secara kenangan, tidak bisa dipungkiri kalau ramadan zaman old punya vibe legend yang jauh berbeda dengan ramadan zaman sekarang. Namun ditilik dari kaca mata bisnis, ramadan sekarang tentu jauh lebih menjanjikan.

Segala kemudahan dalam berdagang kini bisa didapat. Tinggal bagaimana para pedagang musiman mau memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.

Buat mereka yang mau terus mengembangkan kapasitas diri, khususnya belajar bagaimana berbisnis dengan memaksimalkan digitalisasi, kesuksesan insya Allah mudah diraih.

Bukan tidak mungkin walau hanya menjadi pedagang musiman di bulan ramadan, rezeki yang didapat bisa berkali lipat dari pedagang asli yang belum memaksimalkan teknologi digital.

Namun kepiawaian dalam digital marketing, bisa saja tak menghasilkan jika salah dalam memilih layanan provider. Tahu sendiri kan Sahabats sekarang makin banyak provider baru bermunculan.

Semuanya sama-sama mengklaim kalau jaringan internetnya yang paling cepat. Namun apakah bahasa iklan semata, atau benar-benar cepat apa adanya? Perlu dibuktikan dulu, Sahabats.
IndiHome by Telkom Indonesia
Ngobrolin soal jaringan internet cepat, Sahabats menggunakan provider apa nih di rumah? Atau jangan-jangan masih bimbang menentukan internet provider apa yang sebaiknya dipinang?

Kalau saran Mimin sih, pilih provider yang sudah punya jam terbang tinggi, Sahabats. Tentu saja kalau di Indonesia ya IndiHome dari Telkom Indonesia.

Nah, kalau sudah menemukan internet provider yang oke punya, saatnya Sahabats hunting produk apa yang paling laku dijual di bulan ramadan. Akhir kata, selamat menjalankan ramadan. Semoga gass poll terus sampai akhir, ya puasanya ya bisnisnya!***

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga Bincang Ramai bisa membuat readers nyaman.

Ditunggu celotehnya di kolom komentar, namun jangan tinggalkan link hidup ya.



Terima kasih.

Previous Post Next Post